Menawar Harga Umbut Ruwa', Sama Dengan Lupa Jasa Pahlawan








Menawar  Harga  Umbut  Ruwa’,  Sama  Dengan  Lupa  Jasa Pahlawan


Umbut merupakan ujung batang yang lunak dan bisa dimakan. Jenis umbut yang biasa dikonsumsi yaitu umbut kelapa dan umbut sawit. Umbut tidak hanya dikonsumsi oleh warga desa saja, sekarang kita lihat di warung makan khususnya di daerah Sanggau, umbut menjadi hidangan yang digemari.

Selain umbut kelapa dan sawit, ada jenis umbut yang biasa dikonsumsi warga, kepopulerannya sedikit di bawah umbut lain dikarenakan umbut ini terasa pahit. Umbut Ruwa’ namanya, seperti halnya jengkol dan petai, umbut Ruwa’ memiliki penikmat tersendiri. Bagi pencinta makanan pahit, umbut Ruwa’ menjadi salah satu pilihan terbaik.


Cara mengolahnyapun bermacam – macam. Ada yang lebih suka untuk lalapan dimakan dalam keadaan mentah. Saran saya untuk teman – teman yang masih pemula, jangan lansung dimakan mentah, karena pahitnya akan sangat terasa. Tapi, untuk mengilangkan sedikit rasa pahit umbut ini, biasanya  dimasak dengan kuah santan bahkan ditumis sambal dengan ikan teri. Sedap, gurih – gurih pahit.

Bagi teman – teman di Sanggau yang ingin mencoba merasakan sensasi makan umbut Ruwa’ ini, coba datanglah ke pasar Sentral. Kalau dapat, beruntung, kalau tak untung jangan kecewa. Harganya untuk tiga batang umbut seukuran ± 25 cm seharga 10.000.
Mahal?   Jangan ditawar!


Perlu teman – teman ketahui ya, harga sepuluh ribu untuk tiga batang itu sudah sepadan dengan jerih payah para pencari/penjual umbut Ruwa’ ini.
Ruwa’ ini tumbuhan sejenis rotan yang memiliki umbut di ujung batangnya. Kalau rotan biasa tidak memiliki umbut yang berisi, kalaupun ada hanya ujung muda, tidak seperti Ruwa’ yang lebih berisi. Sebagai contoh tebu, selain tebu manis ada juga tanaman sejenis yang dinamakan tebu telur atau kembang tebu. Tebu telur ini juga memiliki pucuk berisi sedangkan tebu manis tidak.

Kalau berniat ingin menawar harga maka cobalah  sekali – kali untuk ikut mencari Ruwa’ ini di hutan. Tidak mudah mengambil batang Ruwa’ ini. Selain berduri, terkadang butuh tenaga ekstra menarik batangnya yang terbelit akar dengan tumbuhan lain.

Jadi yang ingin makan umbut Ruwa’, yok ke hutan......


Komentar