Panak Aler Lebih Senior dari Anjay
Akhir - akhir ini kata Anjay sedang naik daunnya. Berbagai sudut pandang dan tafsirpun banyak membahas kata yang menurut sebagian mereka sebagai makian, bahkan ada yang mengatakan bahwa anjay ini salah satu bentuk terlucu dari bahasa baru yang ditemukan abad ini.
Tapi, tahukah anda?
Ternyata ada kata yang lebih tua pemakaiannya dari Anjay itu sendiri, dan kata ini sebaiknya diketahui para kaum muda sekarang khususnya Sanggau. Terlepas dari apakah nantinya kata ini dipakai sebagai ungkapan makian, atau ungkapan takjub, keputusasaan, itu tergantung pembaca. Saya di sini hanya menjual pisau, terserah pisaunya untuk apa.
Sekiranya zaman dulu twitter,Instagram, facebook, dan sosial media lainnya sudah ada, tentu ungkapan panak aler ini akan viral dan masuk pemberitaan. Panak aler di sini sebenarnya bentuk pelesetan dari ungkapan Panak Umur yang kasar kalau diucapkan. Entah itu sebagai makian, atau hanya sekedar keluh kesah Panak Umur memang identik dengan bahasa kasar.
Namun, setelah berselang waktu yang tidak tahu kapan itu bermula, panak umur telah berevolusi menjadi panak aler. Kemungkinan masyarakat Sanggau yang sudah memiliki pendidikan tinggi dan mengerti akan konsep kebahasaan mengubah cara pengucapan panak umur menjadi panak aler. Pada dasarnya sama kan? Ingin mengucapkan panak umur,hanya saja diganti katanya saja. Asal teman - teman millenial tahu ya, panak umur itu artinya pendek umur.
Kemungkinan, ya, mungkin dulu panak umur memang digunakan untuk memaki, sumpah serapah, dan entah bagaimana seiring berjalannya roda sepeda menjadi roda motor panak umur juga dipakai untuk mengagumi, keluh kesah,kebingungan yang sangat. Sampai akhirnya panak umur berubah menjadi panak aler.
Ungkapan ini dari segi bahasa memang kasar, tapi kalau menuduh orang yang menggunakan ungkapan panak aler ini sedang memaki, membully itu keliru. Karena sekali lagi kita harus melihat cara penggunaannya.
Ya, seperti ini saya beri contoh,
Seorang Haji yang mengagumi buah mangga tetangganya yang banyak akan berkata, "masyallah,lebatnya mangga kau nie."
Tapi seandainya orang biasa apalagi pergaulannya atau lingkungannya yang memaklumi penggunaan bahasa kasar maka akan begini, "panak aler, banyak boi buah ikau."
Apakah panak aler pada kasus kedua itu termasuk makian. Justru orang tersebut takjub bahkan bisa jadi dia sedang memuji - muji cara bercocok tanam tetangganya tersebut.
Menurut saya, panak aler memang termasuk ungkapan kasar. Terlepas dari bagaimana/koti pemakaiannya. Namun, untuk kaum muda Sanggau jangan salah dulu bila paman, pak long, mak ngah kalian mengucapkan panak aler atau panak umur, lihat konteknya dulu agar tidak salah mengira.
Jadi kalau sekarang gaduh riuh masalah anjay - anjayan, orang Sanggau sudah terlebih dahulu menemukan bahasa penghalusan yang sekasus dengan sekarang.
Komentar
Posting Komentar