Panak Umur, Makian yang Belum diKenal Saat Mabar









PANAK  UMUR,  MAKIAN  YANG  BELUM  DIKENAL  SAAT  MABAR

Sudah berapa lama sekolah diliburkan ya?  Entahlah, saya juga tidak tahu, karena saya bukan pakar pendidikan. 

Saya mau curhat lagi nih, yaa. Sabtu atau minggu biasa saya suka melakukan ibadah kecil, santai di warkop. Eh, santai di warkop itu bisa jadi ibadah lho. Gini...kan sekarang lagi ada pembatasan kerumunan kan, kita tahu para pengusaha warkop lagi kurang pendapatan lah kan. Jadi kita – kita yang nongkrong di warkopnya harus meluruskan niat untuk ibadah, yaa itung – itung sedekahlah, apalah....dari pada memaki. Ada lho, yang datang ke warkop hanya untuk memaki, sumpahhhh...adaaa...ngak percaya..seriusssss..

Seperti pembuka saya di atas. Liburan udah lama. Sekolah – sekolah belum berani melakukan aktivitas belajar mengajar tatap muka. Entah ngak tahu, bagaimana nasib kaki meja di kelas, mungkin pada belumut, becanda ya. Tapi semoga adik – adik kita itu benar – benar belajar di rumah.
Mengapa saya pakai kata “semoga.” Ya, itu tadi. Karena pas saya di warkop, para anak – anak yang seumuran SMP gitu, ikut ngopi juga, padahal mereka itu aturannya belum dianjurkan untuk minum kopi, kalau susu boleh,hahai.

Awalnya saya ngak ngaruh juga sih. Biasa kan, siapa tahu disuruh nyari tugas. Dari mereka mesen, sampai nyari posisi duduk, saya sudah mulai curiga. Ngak ada gelagat mo belajar atau nyari jawaban soal. Taraaaa......

MABAR. Itu bukan akronim dari makan bareng ya. Atau sejenis mata pelajaran muatan lokal, ngak! Mereka udah ambil posisi wuuueeeenak, narik – narik tali kabel, minta colokan. Karena mereka menjunjung tinggi jiwa kekanak – kanakan, jadi mereka ngak mesen kopi atau ekstrajoss susu, mereka tahu diri memesan teh es saja. Cukup baik bagi kesehatan pencernaan.

Kalau sudah MABAR atau main bareng, sudah pasti sumpah serapah dan berbagai makian akan keluar dari mulut mereka. Mulai nama binatang, setan, sampai kemaluan disebut. Sumpah, bawa kemaluan, tapi ngak malu. Ya, saya kan jadi agak risih kan, itu mulut apa pipa WC, kok kotor sekali. Tapi saya ngak bisa kabur seenaknya juga, karena niat awal tadi mau beribadah kan takut batal. :D 

 Akhirnya saya terpaksa menikmati dengan kedongkolan yang hakiki...

Saya lalu berpikir, apakah ini anak sudah kebiasaan atau hanya saat MABAR saja. Kalau kebiasaaan kan gawat, memang udah karakter. Bisa jadi, hanya saat MABAR saja mereka pakai bahasa makian seperti itu. Kan, bisa jadi. Di sekolah sopan santun, di rumah adem ayem. Pas saat MABAR, sangar bingar. Jadi, lingkungan juga ya.

Walaupun saya bukan seorang pengamat, tapi dari sekian banyak makian yang mereka ucapkan. Saya rasa terlalu mainstream lah ya. Seharusnya, apalagi saat main game bareng. Kan pastinya ingin lawan kalah, mati duluan, bisa dikatakan tu musuh pendek umurlah ya. Seharusnya mereka lebih spesifik lagi dalam penggunaan makian yang cocok untuk main game. 


Saya menulis ini bukan berarti saya mengajarkan memaki, ngak. Juga ngak menyarankan, ini seandainya kalau mau pakai makian yang tepat saat MABAR, agar sesuai kontek. Ya ngak elokkan, saat main game nyebut, kemaluan, binatang, bang$4t. Nih, para pencinta MABAR, kata ini sangat cocok dan lebih memiliki nilai lokalitas dalam ilmu permakian kalian saat MABAR. Kata itu adalah, PANAK UMUR. Artinya memang pendek umur, lha kan, sesuai dengan keinginan kalian untuk menyegerakan musuh mati. Daripada nyebut binatang, kan kasian binatangnya.

Siapa tahu kalian tengah MABAR  dengan negara lain, saya ngak tahu ya bisa ngaknya karena saya ngak biasa MABAR, saya biasanya MAKAN BARENG. Dan  pas ditanya orang luar negeri atau luar daerah, apa itu PANAK  UMUR?   Kan kalian bisa berbangga kalau makian itu dipakai seluruh gamers selindo.  Kalaupun ditanya orang Inggris apa itu PANAK UMUR, jawab aja, “PANAK UMUR is  NICE KILL”

MABAR  tidaklah dilarang. Tapi, memainkan “kemaluan” saat MABAR  tidaklah elok:D








Komentar