TIKAM RUSA, GAME ONLINE BUATAN ANAK SANGGAU DI (PLAYSTORE
= BERMAIN DI TOKO )
Malam minggu, malam
yang panjang, malam yang asik buat pacaran. Pacar baru, baru kenalan, kenal di
jalan jendral sudirman.
Ya, ampun anak zaman
now jangan sampai salah paham ya. Seorang Dodi gak lagi memamerkan pacaran,
atau tiba – tiba taaruf. Itu di atas
adalah lirik lagu, Pak Long Jamal Mirdad.
Semalam itu saya
belanja ke Indomaret. Hanya untuk beli cukuran. Maklum kumis selalu saja tumbuh
subur, padahal ngak pernah saya kasik NPK atau Urea. Setelah berleha dengan
menunggu antrean kasir, akhirnya giliran saya bayar.
“Hanya ini, Bang?” kata mbak kasirnya.
“Iya, mbak hanya itu
doang”
“Pasti buat cukur
jenggot nyaa yaaa?” goda kasir lagi.
Saya curiga dengan
keramah tamahan cewek kasir ini. Iya, biasanya ngak kayak gitu. Kecurigaan saya
semakin kuat dengan banyaknya tumpukan barang promo di dekat monitor kasir.
Pikir saya, ini kalau ngak nawar pulsa pasti nawar promo. Pantesen ramah banget kayak kucing minta tulang.
“Saya kan ngak
jenggotan, mbak!” jawab saya yakin.
“Bang, walaupun abang
pakai masker, itu jenggot kelihatan.” Bela kasir itu lagi.
Saya tetap ngotot, dan
melepaskan masker putih saya yang alhamdulillah sudah dicuci. Dengan mantap
saya bilang, “ini bukan jenggot mbak, ini akar gigi.”
Mbak kasirnya dongkol.
Saya pakai masker lagi, dan langsung
ngeloyor menang.
Di teras Indomaret yang
luas dan lengang itu ( yaaa kan lagi ngak boleh berkerumun, makanya lengang )
nampak seorang anak remaja yang nampak galau. Ia memainkan hpnya, namun bukan
main game, maksud memainkannya itu ia hanya memutar – mutarkan hpnya, persis
tukang sulap lagi galau.
Saya yang kebetulan
masih membawa aura kemenangan ( maksudnya kemenangan mendongkolkan hati si
kasir tadi,hihi ) bermaksud menghiburnya.
“Kamu kenapa dek,
malaria ya?”
Si remaja cowok tadi
menoleh sewot. “Malaria,siapa?!”
“Kamu.”
“Jangan suka nuduh,
bang!” anak tadi meradang.
“Lah, tu kamu mutar –
mutar hp di tangan.” Sahut saya enteng
“Abang jangan macam –
macam ya. Apa hubungan mutar – mutar hp dengan malaria!” anak tadi spaning
“Jelas ada, kalau kamu
malaria, ibumu pasti juga akan mutar – mutar nyariin kamu.”
“Bang, sekali lagi saya
ngak sakit!”
Anak tadi udah berdiri
dari duduknya. Saya harus ambil sikap tenang, “santuy dek, abang ngak maksud
buat kamu dongkol, sumpah. Satu kosong cukup kok bagi abang, tadi di dalam udah
ada yang kalah dan dongkol,hehe” saya berusaha menenangkannya. Padahal hati
sudah senang sekali bisa double kill malam ini.
Anak tadi akhirnya
duduk kembali.
“Memang kamu kenapa,
galau malam minggu kayak gini. Diputusin pacar?” saya berusaha santai
Anak tadi lalu
meletakkan hpnya di meja.
“Saya ngak punya kuota
bang, mau ke wifi ngak ada duit untuk minum”
Yaaaaa....ternyata ini
masalahnya, sampai membuat saya mengira ia kena malaria.
“Memang harus main game
malam minggu, ngapa ndak main Tikam Rusa jak,” saran saya mantap.
Anak tadi malah heran.
“Itu game offline ya,
Bang?” tanyanya bingung.
Mau ketawa salah, malah
saya yang dongkol sekarang. Ternyata di otak anak zaman sekarang hanya game
gadget saja. Tapi saya berusaha menjelaskannya. Ya, pastinya harus dengan cara
menyesuaikan perspektif anak zaman now kayak dia ini.
“Kamu suka kan, Call Of
Duty. PUBG.”
“Suka Bang, apalagi
PUBG. Saya suka...saya sukaaaa....” jawab nya antusias mirip Memei lagi hoki.
“Nah, Tikam Rusa itu
sama dengan PUBG. Malah lebih seru. Kalau PUBG hanya dalam dunia game online,
kalau Tikam Rusa nie, kau di dunia nyata. Mantaplah pokoknya.”
Mata anak tadi semakin
menyala mendengarkan dabol saya. Dia belum tahu kalau saya lagi jualan obat,
kwkwkw.
“Ada senjata nya ndak,
Bang?” tanya anak itu lagi
“Woi...woi...jangan
salah. Lebih seru. Kalau PUBG kau punya senjata masing – masing tiap pemain.
Kalau Tikam Rusa, senjatanya hanya satu,
dan harus rebutan. Gila Ndak?!”
“Gileeee, Bang, mainnya
macam mana, Bang?”
Saya berusaha mencari
sesuatu untuk senjata permainan Tikam Rusa itu, demi mencontohkan cara mainnya.
Tanpa sengaja saya lihat ada abang – abang jual jeruk sambas yang pakai mobil
pekap di parkir Indomaret. Setelah berbasa – basi dengan penjualnya saya
berhasil mendapatkan satu buah jeruk.
“Kalau Tikam Rusa yang
asli, pakai bola tenis senjatanya. Tapi sekarang ndak ada, pakai jeruk jak ya.”
Saya berusaha menjelaskan.
“Wai, ngapa pakai tu
bang?” heran anak tadi.
“Ini kan sama gilanya
dengan PUBG yang pakai teflon, udah – udah...mau abang ajarkan ndak?”
“Ok ok...mau bang.
Terus, mainnya macam mana?” tanyanya tidak sabar.
“Abang naik motor lok
ya, kalau abang dah hidupkan motor, kau lari...ok”
“Ok bang”
Saya pun naik ke atas
motor dan menghidupkannya, injak gigi, dan teriak, “Lariiiiii!!!”
Anak cowok tadipun
lari. Namun belum sampai lima meter, buah jeruk di tangan saya sudah mendarat keras
di pundak lebarnya dengan tepat.
“Akaiiiiiiiiiiii.............”
Sambil mengegas motor
secepat kilat, sayapun teriak kuat
“TIKAM.....RUSA...”
Komentar
Posting Komentar