Program makan siang
gratis untuk pelajar sudah memasuki tahap perencanaan di pemerintahan. Mulai dari
berapa anggarannya, bajet per anak berapa, sampai menu apa nantinya yang akan
dihidangkan.
Program ini tentunya
membuat, para guru, orang tua dan pelajar khususnya senang. Orang tua tidak
lagi memikirkan makan siang anaknya, guru tak lagi khawatir siswa kelaparan
saat mengajar yang full day school.
Namun, tidak semua
orang senang dengan kehadiran program pasangan calon presiden nomor 02 ini. Bukan lawan politik, maupun
mentri keuangan. Kasta yang sangat berpengaruh di lingkungan sekolah, bukan
kepala sekolah, guru BK, Pembina Pramuka, bukan. Ia adalah bibi – bibi kantin
yang pasti merasa galau dengan program makan siang gratis.
1.
Pemasukan yang kurang
Jelas
sangat berdampak pada kelangsungan bisnis kantin sekolah yang dikelola bibi –
bibi kantin. Dalam kalkulasi mereka, anak – anak hanya mengunjungi kantin saat
jam istirahat pertama sekitar jam 9.30 an. Namun, setelah jam istirahat ke dua,
kunjungan siswa ke kantin pasti akan berkurang, sebab mereka akan fokus ke
makan siang gratis dari sekolah.
Paling
kantin hanya mendapat pemasukan dari minuman, semacam air mineral gelas, teh
sisri, marjan eh marjan ngak ada. Hal itu juga terjadi kalau siswa tidak ada
membawa air minum sendiri dari rumah, bahkan lebih kesalnya lagi sekolah telah
menyediakan air mineral gratis. Gila ngak tuh.
2.
Stok Makanan Rentan Basi
Sebenarnya
ini hal yang bisa dikendalikan sejak awal. Namun, tidak menutup kemungkinan,
gorengan, soto, lemper, laper eh, kue – kue lainnya akan tidak tersentuh oleh
siswa. Biasanya jikalau belum ada program makan siang gratis, jualan yang
berisfat sekali masak akan pasti habis, maka saat diluncurkannya program makan
siang gratis, tidak akan habis.
Saat
ini saran saya, bibi – bibi kantin di seluruh pelosok sekolah yang ada di
Indonesia wajib mengetahui perkembangan program ini. Agar bisa menentukan
strategi seperti apa nantinya yang akan dibangun.
Baca Juga : Makan Siang Gratis, Seharusnya ada...
Harus persiapan dari
awal waktu
Saran saya, para bibi –
bibi kantin harus selalu memonitor program ini. Mengapa? Diharapkan dengan mengamati, cara, strategi
pemerintah, para pelaku kantin sekolah bisa menyusun strategi, atau lebih gila
lagi buatlah semacam perkumpulan, asosiasi bibi kantin sekolah misalnya. Siapa tahu,
ada program yang dicanangkan pemerintah kelaknya yang bisa dikolaborasikan
dengan bibi – bibi kantin.
Hal itu harus, ini
menyangkut sirkulasi pendapatan kantin. Karena adanya makan siang gratis tentu
porsi jualan akan menurun, sedikitnya menu kantin akan berpengaruh pada volume
kedatangan siswa ( anjir bahasaku
teoritis sekali ), yang tentunya sangat berpengaruh ke pendapatan kantin.
Dengan melakukan
sinkronisasi ( wahai dodi berhentilah
menggunakan bahasa njelimet ini ), ok sederhananya bibi kantin bisa kelak
melobi pihak sekolah, apakah saat makan siang itu minumannya dari kantin saja,
potongan harga deh, gitu. Atau bibi kantin yang menyiapkan makan siangnya,
tentu dapat komisi juga dari sekolah, dan hal ini sangat – sangat menarik. Sebab
bisa jadi di pusat sana, ada kementrian baru yang menangani program makan siang
gratis ini ke depannya dan salah satu unsur di dalamnya adalah bibi – bibi kantin.
Bagaimana bibi – bibi kantin,
sudahkah kalian mempersiapkan strategi ke depannya untuk menghalau negara apai,
eh program makan siang gratis di tahun 2025? Persaingan kalian bukan hanya
dengan kantin sebelah, namun dengan pemerintah.
Komentar
Posting Komentar