Boruto tetap akan melanjutkan IKN ( Ingin Konoha Nyaman )
Banyak yang bilang kalau ada pasangan salah satu peserta pemilu Presiden yang “menyerupai” Boruto. Bukan berarti sosok ini sama persis, namun para generasi Z menganggap pasangan ini bagaikan kolaborasi antara Sasuke sang veteran Perang Dunia Shinobi ke 4 dan Boruto bocah yang kerasukan partai Otsutsuki.
Sasuke yang merupakan ninja veteran harus berpasangan dengan Boruto yang notabene adalah kaum muda yang pastinya sudah mewariskan semangat api khas ninja Konoha. Kapan lagi kan, seorang Sasuke memanfaatkan pamor Boruto yang bisa mengalahkan anggota Kara.
Konoha memang memiliki kaum muda yang sangat banyak. Dan di serial Boruto, para kaum tua, ya katakanlah kaum tua ya, mereka seakan tidak mendapat sorotan yang banyak dari KPU eh sang Mangaka maksudnya.
Oleh karena itu, bagaimana sekiranya Boruto benar - benar menjadi calon wakil hokage di desa Konoha. Apa yang akan dilakukan Boruto, untuk meraup suara kaum muda desa daun tersebut.
Pasti jualan nama Naruto
Tidak bisa dipungkiri, nama besar tokoh Naruto sangat kuat dan mengakar rumput di Konoha. Naruto dipercaya sebagai rol modenya para pejabat di Konoha. From Zero to Hero, itulah yang lekat pada sosok Hokage ke tujuh tersebut.
Hal yang lumrah, seorang anak akan membawa - bawa nama, jasa, sosok, dari orang tuanya. Bisa jadi, Sasuke yang merasa dirinya tidak bersih - bersih amat dengan masalah masa lalu pun, ikut -
ikutan mendorong Boruto untuk selalu melekatkan brand Naruto pada setiap kampanyenya.
Berpikir Out Of The Box
Anak muda memang harus bisa menjadi insan yang kreatif, inovatif dan kontroversial. Ya, Boruto menyadari sejak ia dipegang oleh partai Otsutsuki yang ketua umumnya Momoshiki, ia merasa dikekang karena harus mengikuti arahan dari partai. Lelah ia, mana sejak dulu bapaknya Naruto juga harus berada di bawah “ketiak” dari mak lampir Kaguya.
Oleh karenanya Boruto harus berani mengambil tindakan yang membuat lawan politiknya kaget. Sebab, ia mulai berani mengambil keputusan untuk keluar kotak, lari dari partai lamanya Otsutsuki.
Bukan perkara gampang Boruto meninggalkan partai Otsutsuki tersebut. Ia bahkan harus melobi sana sini anggota partai lain, salah satunya Amado yang dulunya pernah ada di dalam partai Kara. Di cap penghianat partai, sangat mungkin disematkan pada dirinya. Namun, keluar dengan dalih menyalurkan suara kaum muda sangatlah apik sekali dalam melakukan politik keluar kotak.
Memanfaatkan media untuk pemilih muda
Beberapa kali kita lihat adegan di serial Boruto yang menunjukkan kemajuan di desa Konaha tersebut. Kita lihat saja bagaimana Amado mempertontonkan pertarungan Kashin Koji vs Jigen hanya melalui siaran langsung yang tersambung di kaca mata miliknya. Tentu saja, tak luput katak kuchiyose milik Kashin Koji sebagai reporter saat itu.
Nah, bukankah dari adegan itu kita dapat berkesimpulan bahwa di Konoha pemanfaatan media elektronik yang sangat maju, sangat - sangat membantu Boruto dalam menjalankan kampanyekan ke depan. Boruto bisa saja menyuruh teman - teman ninja dari kalangan muda untuk menyebarkan berbagai propaganda melalui media sosial di Konoha.
Ninja - ninja muda akan mencari, apa gerangan kebiasaan yang viral di kalangan anak muda. Mulai dari bahasa, makanan, pakaian, atau memviralkan jutsu - jutsu yang memang menyasar kaum muda. Bisa jadi Boruto akan mencoba menyuruh Sasuke untuk menciptakan jutsu Gemoyi no jutsu misalnya.
Strategi diam adalah emas
Diam adalah emas.
Bisa jadi benar adanya. Boruto mencoba mengendalikan sikap politiknya di depan umum. Alih - alih energik mewakili kaum muda, Boruto malah menggunakan jutsu diam seribu bahasa. Bukan takut salah, atau belum memahami materi visi dan misi dari program Hokage ke depannya, namun diamnya Boruto berusaha untuk menjinakkan para calon Hokage yang lain.
Dengan diamnya Boruto, dia tampak seakan tak berdaya oleh pasangan lain. Namun, di situ lah letak strategi Boruto sebenarnya, memanfaatkan komentar - komentar blunder dari lawan politiknya. Dengan harapan ia bisa menjadikan dirinya seakan terzolimi.
Sederhana itu politik bukan Politik sederhana
Berkaitan dengan diam di atas. Sifat Boruto tampak sederhana, tak banyak cakap, mungkin kalau Boruto ini berada di kantor kelurahan maka dipastikan dia hanya diam dan cap.
Boruto meyakini bahwa sederhana itu adalah politik, bukan politik yang sederhana. Hal ini ia pelajari dari Naruto bapaknya sendiri. Bagaimana sang Bapak selalu menunjukkan bagaimana sifat sederhana bisa menjadi alat politik yang mumpuni.
Nah itulah kemungkinan yang bisa terjadi bila seandainya Boruto benar - benar menjadi calon wakil Hokage di desa Konoha. Bagaimana kalian kaum muda apakah mau memilih Boruto dengan jutsu Gemoyi no jutsunya itu?
Komentar
Posting Komentar