Alasan Mengapa Air Panas Simpant Lotup Tidak Bisa Dijadikan Onsen Ala Jepang
Betapa
bangganya saya sebagai orang Sanggau, mengetahui kalau sumber air panas hanya
ada satu di Kalimantan Barat, yaitu sumber air panas Simpant Lotup, terletak
di Kampung Peruntang Desa Sape, Kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau. Persis
seorang fans yang mengidolakan sang Artis, saya pun tak mau hanya
mendengar dari orang lain, membaca artikel, atau menonton dari youtube orang –
orang yang pernah ke sana, walhasil dengan kekuatan tekad yang membara jadilah
saya nguntus menuju wisata tersebut.
Tepatnya
Senin 23 Desember 2024, sekitar jam 9 lewat saya berangkat dari Sanggau Kapuas.
Memang sengaja saya memilih waktu sebelum Natal dan tahun baru, karena saya
tipe penikmat tempat wisata, bukan penikmat keramaian.
Asal
kalian tahu kawan, selain rasa penasaran saya dan bangganya akan tempat wisata
tersebut, sebenarnya saya ingin merasakan bermandi ria ala – ala bangsawan dari
Kerajaan Jepang. Tak dipungkiri kalau Onsen atau pemandian air panas yang ada
di negeri Sakura tersebut, telah mendorong saya untuk bertamasya ke Simpant
Lotup.
Sebelum
saya memaparkan isi tulisan saya ini, sehingga kawan – kawan pembaca tidak
kecewa dengan judul saya yang menggoda itu, alangkah baiknya nikmati dulu proses
perjalanan saya menuju wisata air panas ini. ( Agar ada nuansa
liputannya,hehe).
Desember
kali ini ingin saya gunakan untuk berendam, begitu benakku saat naik sepeda
motor. Yah, Desember memang bersahabat dengan salju di Eropa dan bercengkrama
dengan hujan di kawasan Indonesia ( baca kita Kalbar ). Setiap berapa kilometer
perjalanan, saya selalu melihat langit, dan mulut ini selalu menghembuskan
udara pengharapan agar tidak hujan, “hus..hus, usah ujan.”
Saya
tidak mau hujan, dan terkena hujan sepanjang jalan saat menempuh perjalanan
kurang lebih 2 jam. Memasuki wilayah Ubay pasar Kedukul, saya singgah ke sebuah
minimarket, membeli beberapa makanan ringan dan air putih. Karena saya belum
pernah ke sana, saya pun bertanya ke seorang bapak yang ada di teras
minimarket.
“Ooo,
masih jauh bang, satu jam lah.”
“Aspal
ini sampai ke sana ya pak?”
Bapak
tadi terkekeh, seakan menertawakan sebuah kebohongan janji politik,” yaa,
ngak bang. Aspal ini sampai kantor kecamatan aja. Setelah itu ya, rusak. Tapi
setiap dusun, jalannya ada yang bagus. Tapi kebanyakan ya, aspal kuning.”
Baca juga : Jalan Sp Mukok Rusak, jangan marah yaa
Saya gantian terkekeh
mendengar istilah aspal kuning. Setelah berbasa basi yang tak basi, saya pun
izin melanjutkan perjalanan. Benar saja, tak sampai satu kilo saya sudah
bertemu jalan aspal kuning. Tak pernah rasanya kaki kiriku menekan gigi 4
sepeda motor, selalu dua, paling mentok gigi tiga saat jalan sedikit rata
karena sering dilalui ban kendaraan lain.
Semakin
dalam dan jauh perjalanan, semakin kuat irama getaran batok kepala supra yang
kunaiki. Tak ada playlis spotify, instrumen getaran kepala sepeda motor,
ditambah derum mobil bak pembawa kelapa sawit, lebih mirip alunan
instrumen Coutry Road ala – ala CowBoy.
Betapa menyenangkannya tatkala hembusan, asap solar dan debu menyelimuti
perjalanan, sungguh CowBoy the real.
Ok
kembali ke pembahasan kita di awal. Onsen di Jepang memang sangat terkenal,
sebab banyak sekali sumber air panas yang ada di sana. Hampir setiap Frefektur
atau mirip Provinsi kita, ada lokasi pemandian air panasnya.
Sekarang,
apakah bisa Simpant Lotup menjadi Onsen ala Jepang?
1. Budaya
Mandi Orang Kita
Karena melihat adegan Naruto yang
mandi tanpa busana di pemandian air panas, saya jadi meriset apakah benar kalau
saat beronsen ria tidak pakai busana sama sekali. Dan ternyata benar, menurut
sumber yang saya baca, mandi tanpa busana di Onsen bertujuan menjaga kualitas
air Onsen agar tetap bersih dan alami.
Selain itu, mandi bersama di sumber
air panas menambah kedekatan sesama rekan dan keluarga. Di Onsen, orang Jepang
bukan hanya terbuka secara lahiriah, namun juga keterbukaan soal pemikiran,
saling berkomunikasi, dan berdiskusi, yang menambah suasana berendam semakin
hangat.
Memang padang lain ilalang, tak lazim
untuk kita menormalkan mandi tanpa busana, apalagi di depan rekan dan sahabat
kita. Tentu saja Simpant Lotup tidak bisa seperti ini kan?
2. Sejarah
Ditemukan
Sejarah Onsen di Jepang, konon para
bangsawan ataupun prajurit disuruh mencari sumber air panas, sebagai sarana
pemulihan tenaga pasca perang. Dipercaya setelah berendam di sumber air panas,
stamina para prajurit kembali kuat. Untuk para bangsawan, mandi di sumber air
panas alami, akan menjadikan kulit menjadi lebih mulus, sehat dan awet muda.
Simpant Lotup, dahulunya konon
ditemukan oleh seorang kakek yang mencari ikan, namun ia dikagetkan dengan
penemuan kijang yang mati, namun tidak ditemukan luka penyebab kematian kijang.
Bisa jadi kijang tersebut sudah tercebur ke dalam sumber air panas.
3. Lokasi
dan Akses
Seandainya Simpant Lotup berada di
tengah – tengah kota Sanggau, bisa jadi pembangunannya tidak seperti sekarang.
Sebagai lokasi wisata yang memiliki ciri khas, sepatutnya air panas Simpant
lotup ini lebih diperhatikan lagi. Saya sangat mendambakan lokasi yang walaupun
tak seindah Onsen Jepang, namun bisa lah menyamai pemandian air panas yang ada
di Sarawak Hot Spring Kampung Panchor, Serian.
Dan tentu saja saya tak mau berCowBoy
ria lagi, menikmati jalan menuju ke lokasi wisata. Jujur, seandainya akses
jalan lancar, saya yakin Simpant Lotup akan semakin ramai dikunjungi dari
berbagai penjuru kota, khususnya Kalimantan Barat.
BACA JUGA : Tips Ngopi Gratis Di Sanggau, Cerita Teman yang Punya Khodam Warkop
Posting Komentar untuk "Alasan Mengapa Air Panas Simpant Lotup Tidak Bisa Dijadikan Onsen Ala Jepang "