Wisata Pantai Sanggau Memang Tidak Ada, Jadi Tolong Kembalikan Romantisasi Kami yang Tertinggal Di Kampung Sentana
Tak ada pantai laut di
Kabupaten Sanggau, karena memang posisi geografis Bumi Dara Nante ini memang
bukan pada jalur pantai laut seperti daerah – daerah Kalbar hilir. Namun, kalau
hanya ingin menikmati senja, semilir angin sore, sorak – sorak burung layangan
di awal Magrib warga Sanggau tak perlu jauh – jauh harus pergi encogok
di pantai laut. Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia,
telah mengizinkan dirinya untuk dinikmati sepuas – puasnya untuk kita warga
perhuluan ini, seakan menjadi oposisi dari mereka yang terlalu meromantisasi
keindahan laut di pantai – pantai hilir.
Sebenarnya, Sanggau sudah
punya lokasi yang enak, nyaman, tenang, untuk menikmati keindahan suasana
pantai. Dalam tulisan ini saya sengaja memilih Kampung Sentana, tanpa
mengesampingkan Kabana, sebab ada hal yang lebih eksotis dibanding saudara
Kabananya.
Lokasi Sentana Lebih
Strategis
Semenanjung Wisata
Sentana memang memiliki lokasi yang sangat pas untuk menikmati suasana pantai
Kapuas, terlebih di waktu senja. Fokus ke depan dari arah Mess utama, kita
langsung menikmati sungai Kapuas yang tenang. Dan kalau paling pandangan kita
ke hilir, maka perumahan tepian pantai Kapuas hingga pasar bisa kita nikmati,
belum lagi belokan sungai Kapuas yang menuju ke arah Pancur Aji. Kemudian di
sisi hulu kita bisa lihat perumahan asri tepi pantai milik warga Tanjung Kapuas
yang memberikan kesan hangat suasana senja.
Konon bangunan lama yang
ada di sini adalah peninggalan Belanda yang sekarang dijadikan mess Pemda. Dan
tidak bisa kita pungkiri, dahulupun orang Belanda tersebut pasti
memperhitungkan nilai estetis dalam memposisikan denah yang nyaman untuk sebuah
bangunan.
Lokasi Pedagang
Sekali lagi fokus.
Sentana memang memberikan tempat rehat yang paling nyaman. Tak ada gangguan
khas pedagang. Lokasi berjualan memang diposisikan tepat di wilayah ini. Ketika
kita ingin menikmati rehat dengan makanan dan minuman, maka bisa membeli
terlebih dahulu di lokasi para pegadangdi area luar, sebab tak diizinkan
berjualan di dalam area Mess.
Tak ada suara pecahan es
batu, blender yang mengolah jus buah, teriakan pramusaji ketika membawa
pesanan. Di Sentana kita akan lebih menikmati suasana. Mulai dari tarikan
minuman melalui sedotan lalu mengalir ke tenggorokan, kunyahan – kunyahan
lembut di sudut mulut. Dan semua hal itu akan sangat romantis ditemani oleh
suasana senja dan riak Kapuasnya.
Ide Kreatif Anak Muda
Sebuah gagasan memang tak
selamanya hadir di tempat – tempat tenang. Namun, sebuah diskusi yang apik
tentu menempatkan dirinya di lokasi yang tenang. Beberapa anak muda sudah mulai
melakukan diskusi – diskusi kepeloporan di kawasan Sentana. Bukan tanpa sebab
mereka memilih lokasi ini. Selain tempat yang tenang, dan nyaman, jarak tempuh
dari pusat kota terbilang cukup dekat dibandingkan lokasi Sabang Merah yang
terbilang tenang juga.
Beberapa komunitas anak
remaja mulai bertemu. Komunitas hewan reptil, Komunitas Anak, Lapak Baca,
bahkan permainan anak – anak usia dini. Tak ada gangguan sepeda listrik yang
lalu lalang, atau barang kali dahulunya ada odong – odong, sebab memang tak diizinkan masuk demi ketenangan
tempat ini.
Wajar bila Sentana
menjadi ajang olah rasa, seni, kreatifitas anak – anak untuk melahirkan ide –
ide mereka ke depannya. Walaupun, ada beberapa oknum remaja yang memanfaatkan
kawasan ini untuk hal yang negatif, tentu hal itu tak bisa menjadi alasan tunggal
menutup Sentana dari aktifitas sosial.
BACA JUGA : Jangan Marah Jalan SP Mukok Jangkang Jelek, Sebenarnya Pemerintah Sayang ke Warganya
Posting Komentar untuk "Wisata Pantai Sanggau Memang Tidak Ada, Jadi Tolong Kembalikan Romantisasi Kami yang Tertinggal Di Kampung Sentana"